Thursday, 31 October 2013

Serangan Penyakit Pada Burung Murai Batu

Penyakit Burung
Ada saatnya di mana burung-burung yang kita pelihara mengalami kondisi yang kurang baik (sakit), untuk itu sebagai pecinta burung kita juga diharuskan mengetahui gejala-gejala yang terjadi serta penanganan terhadap gejala tersebut dengan cara yang tepat. Supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan menimpa pada burung-burung peliharaan itu. Burung yang sehat juga tergantung dari bagaimana si pemilik merawatnya, karena apabila tidak diperhatikan dengan baik maka burung yang dipelihara akan rawan terhadap penyakit, bahkan lebih daripada itu jika si pemilik tidak mengerti mengenai penanganan terhadap burung peliharaannya yang sakit, bisa jadi burung yang dipelihara akan mengalami kematian. Itu adalah sedikit gambaran yang menjelaskan betapa pentingnya pengetahuan mengenai penanganan burung bagi seorang pecinta burung demi kelangsungan burung peliharaan itu sendiri. 

Berdasarkan hal itu, penulis akan coba memaparkan tentang penyakit-penyakit burung dan cara mengatasinya, tetapi pada artikel ini apa yang akan dijelaskan penulis dikhususkan kepada jenis burung Murai Batu, dikarenakan peminat burung ini sendiri di Indonesia yang sangat banyak serta harganya yang memang mahal. Nah, Mungkin akan sangat disayangkan Murai Batu yang memiliki harga tinggi di pasaran yang telah menjadi milik anda, mati sia-sia hanya karena anda tidak mengerti gejala-gejala serta cara menanganinya. Padahal jika kita tau, penanganan terhadap burung jenis Murai Batu yang sakit juga tidak terlalu susah, bisa dengan cara alami ataupun melalui obat-obatan. Yang terpenting Adalah ketersediaan waktu anda serta keuletan anda dalam menanganinya. 

Berikut Beberapa serangan penyakit yang biasa terjadi pada burung Murai Batu dan cara menanganinya:
  • Suara burung Murai Batu yang Serak
    Penyakit ini juga sering terjadi pada burung Murai, ditandai dengan suara kicauan yang tidak jernih, tersendat-sendat, seperti ada sesuatu yang menganjal pada tenggorokan sang burung. Ada beberapa cara untuk menangani penyakit ini agar suara burung Murai merdu kembali, diantaranya : dengan meneteskan air perasaan daun lateng putih ke mata burung Murai, posisi burung diusahakan seperti menungging ketika meneteskan perasan daun lateng putih itu, agar lendir penyebab serak di tenggorokan Murai dapat keluar. Cara ini juga bisa dibarengi dengan memberi rebusan air sirih ke dalam minumnya, selain menghilangkan serak air sirih ini juga dapat dijadikan antibiotik burung murai.
  • Kutu yang terdapat pada bulu burung Murai Batu
    Jika tidak segera ditangani dengan baik, kutu-kutu ini dapat menyebabkan kerontokan bahkan kebotakan pada bulu burung Murai itu sendiri. Pastilah jika ini terjadi, keindahan pada burung Murai tersebut akan berkurang. Untuk mengatasi dan menghilangkan kutu-kutu itu anda bisa melakukan cara sebagai berikut : menggunakan air bekas cucian beras sebagai air untuk memandikan burung Murai, lakukan cara ini secara rutin karena ternyata air bekas cucian beras itu mengandung zat yang dapat menghilangkan kutu serta dapat mengkilapkan bulu burung Murai tersebut.
  • “Senot” atau pembengkakan pada mata burung Murai
    Penyakit ini bisa disebabkan karena pemberian pakan serangga yang terlalu over kepada sang burung, sehingga mata burung Murai akan mengalami pembengkakan. Biasanya juga disertai dengan mata berair. Jika tetap dibiarkan, gejala ini dapat mengakibatkan kebutaan pada burung. Cara yang dapat anda lakukan untuk menanganinya adalah dengan memperhatikan pemberian pola makan serangga pada sang burung, jangan terlalu kebanyakan, normalnya 5-15 serangga (jangkrik, ulat) per hari.
  • Bulu ekor yang lama tidak tumbuh
    Sudah jelas bahwa salah satu keunikan yang paling gampang dilihat dari seekor burung Murai adalah ekornya yang panjang. Tetapi ada problem yang terdapat pada burung Murai yaitu kadang mengalami keterhambatan pertumbuhan ekor, ini biasa terjadi sehabis masa-masa mabung (ganti bulu). Untuk mengatasinya serta melakukan percepatan terhadap pertumbuhan ekor burung Murai tersebut yaitu dengan membersihkan pori-pori ekor burung dengan air hangat, untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada ekor burung, dilanjutkan dengan menggunakan bawang putih untuk membersihkannya. Pemberian pakan belalang kepada sang burung juga berguna dalam pertumbuhan bulu karena mengandung vitamin E, atau anda juga bisa menambahkan vitamin-vitamin yang diperjualbelikan untuk lebih mengefektifkan pertumbuhan ekor burung murai tersebut.

Itulah beberapa penyakit-penyakit yang sering dialami oleh burung Murai Batu beserta cara-cara penanganannya. Semoga penjelasan dalam artikel ini dapat membantu dalam mengupayakan burung Murai Batu yang anda miliki menjadi lebih sehat. Terima kasih :) 

VITOBEL RS2 (Menumbuhkan dan Menjaga warna merah pada bulu)

Vitobel RS2

VITOBEL RS2

(Menumbuhkan dan Menjaga warna merah pada bulu)


KOMPOSISI
Beta karoten
Tartrazine pewarna
Methocell
Gandum mutiara

INDIKASI
- Membantu meningkatkan kecerahan pigmen dasar warna merah pada bulu
- Menguatkan pigmen warna merah pada bulu
- Mencegah dan menjaga hilang dan pudarnya warna merah pada waktu burung bertukar bulu serta pada saat berkembang biak.

DOSIS PEMAKAIAN
Berikan 1/4 sendok teh per 30 ml air minum burung atau Berikan 1/2 sendok makan diatas pakan burung Berikan secara rutin

KEMASAN
30 gr

Estron Oral

Estron Oral

Estron Oral

( Hormon Stimulan Birahi dan Ovulasi)

KOMPOSISI
Tiap ml mengandung: Hormon Estrogen ( Ethinil Estradiol) 4000 IU

INDIKASI
Untuk merangsang birahi dan Ovulasi pada burung betina DOSIS Untuk semua jenis burung: 1-2 tetes/ 100 gr Berat Badan Diteteskan pada kloaka/anus

KEMASAN

3 ml

AVITEST (Hormon Testosteron)

Avitest

AVITEST (Hormon Testosteron) 


KOMPOSISI Hormon Testosteron 10 mg/ml

INDIKASI
Merangsang burung jantan agar berkicau - Merangsang birahi atau libido burung jantan - Memperbaiki organ dan reproduksi - Meningkatkan sperma burung ocehan


DOSIS Burung kecil : 2 ml/ 30 gram berat badan Burung besar : 3 ml/100 gram berat badan Diberikan 1 minggu sekali lewat mulut atau kloaka KEMASAN 3 ml

BURUNG MURAI BATU

Murai Batu

Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
  • Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  • Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  • Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  • Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  • Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  • Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  • Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
Selain dari 8 sub-spesies murai batu di atas, masih ada murai batu yang berasal dari negeri tetangga, yaitu :
  1. Murai batu Malaysia, wilayah Penang. Ekor tipis dan panjang sekitar 30 – 33 cm dan postur tubuh lebih besar dari murai medan.
  2. Murai batu Thailand, hidup di perbatasan Thailand dan Malaysia, tubuh lebih besar dari murai medan, panjang ekor 32 – 35 cm dan warna hitam mengkilat indigo (kebiru-biruan).
  3. Murai batu Philippine, wilayah Luzon dan Catanduanes. Jenis ini lebih tepat disebut murai hias, karena memiliki warna tubuh yang sangat indah.
Murai batu serta kerabatnya dikelompokkan dalam beberapa species, sebagai berikut:
  1. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama),
  2. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama),
  3. Copsychus niger (White Vented Shama)
  4. Copsychus cebuensis (Black Shama).
  5. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama) .
Subspecies, ciri-ciri dan penyebarannya
A. Copsychus malabaricus (White Rumped Shama) terdiri dari 19 sub-species:
  1. Copsychus interpositus (Nepal, India, Myanmar, Yunan -China, Thailand dan Indochina)
  2. Copsychus stricklandii (Sabah, Kalimantan)
  3. Copsychus andamanensis (Andaman, Nicobar)
  4. Copsychus albiventris (Andaman)
  5. Copsychus indicus (Nepal, Indochina)
  6. Copsychus pellogynus (Myanmar, Peninsular)
  7. Copsychus minor (Hainan-China)
  8. Copsychus mallopercnus (Malaysia)
  9. Copsychus javanus (Jawa Barat dan Jawa Tengah)
  10. Copsychus omissus
  11. Copsychus barbouri (Maratua, Kalimantan Timur)
  12. Copsychus leggei (Sri Lanka)
  13. Copsychus malabaricus (India)
  14. Copsychus macrourus (Con Son, Vietnam Selatan)
  15. Copsychus tricolor (Malaysia, Sumatra, Natuna Island dan Anamba)
  16. Copsychus melanurus (Sumatra bagian Barat, Enggano)
  17. Copsychus suavis (Sarawak, Kalimantan)
  18. Copsychus mirabilis (Prinsen Island)
  19. Copsychus nigricauda (Kangean Island)
B. Copsychus luzoniensis (White Browed Shama) terdiri dari 4 subspecies, yaitu :
  1. Copsychus luzoniensis (Luzon, Catanduanes)
  2. Copsychus parvimaculatus (Polillo)
  3. Copsychus shemleyi (Marinduque)
  4. Copsychus superciliaris (Masbate, Negros, Panay, Ticao).
C. Copsychus niger (White Vented Shama): Tersebar di Palawan, Calamian, Balabac, Sabang (all in Philippines).
D. Copsychus cebuensis (Black Shama): Hidup di wilayah Cebu Philippines.
E. Trichixos pyrropygus (Orange Tailed Shama / Rufous Tailed Shama): Penyebaran di Way Kambas, Thailand, Malaysia dan Borneo.
Ciri jantan dan betina burung murai batu
Ciri jantan dan betina murai batu dewasa sebenarnya mudah dibedakan. Untuk murai dengan sub-spesies yang sama, maka untuk warna bulu jantan lebih mengkilat. Hitamnya hitam pekat kebiruan (berkilau, nyambeliler, seperti berhologram), sedangkan warna merahnya atau coklat, terlihat tajam kontras dengan warna di sebelahnya (hitam atau putih).
Murai batu yang satu sub-spesies, ekor jantan lebih panjang ketimbang betinanya. Sedangkan lagunya, jantan lebih bervariasi.
Cara perawatan burung murai batu
Tempat/sangkar: Murai batu bisa dipelihara dengan sangkar bulat maupun kotak. Untuk kotak ukuran 50 x 50 x 75 cm sedangkan untuk bulat dengan diameter 50 cm atau 60 cm tergantung dari jenis murai batu yang kita pelihata apakah berekor panjang atau pendek. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dengan kayu asam diameter 1,3 cm; bisa berbentuk palang bersusun mapun leter T.
Untuk perawatan harian, murai batu tidak perlu dikerodng dan hanya dikerodong malam hari agar tidak kedinginan.
- Pakan: Hal utama yang perlu diperhatikan dalam hal pakan adalah menu yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D.
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk mineral yang diperlukan burung anis kembang adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Makanan yang sesuai untuk murai batu
  1. Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%). Belum tentu voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung murai batu. Voer harus selalu tersedia di dalam cepuknya. Selalu ganti dengan voer yang baru setiap dua hari sekali.
  2. EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik buat burung murai batu yaitu: jangkrik, orong-orong, kroto, cacing, ulat hongkong, ulat bambu, kelabang, belalang dan lainnya. Pemberian EF harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF tersebut.

Lanjut Baca Artikel Ini Om:

Wednesday, 30 October 2013

Vitobel AS6 Menjaga Keseimbangan Napas Burung

Vitobel AS6

Menjaga keseimbangan napas burung

Menjaga keseimbangan napas burung ini hal yang sangat penting  untuk menjaga kualitas suara burung dan menghasilkan suara yang bagus

Sulit atau gugup bernapas adalah sumber kelelahan bagi burung sehingga burung tidak berkicau dengan baik bahkan tidak berkicau sama sekali.

Ini jelas mempengaruhi kondisi secara keseluruhan .

Jika burung anda mengalami gangguan:


  • Sulit napas dan gugup



  • Suara serak atau kehilangan suara



  • Napas berisik.


Ini berarti paruh burung membuka dan menutup sangat sering. Pada malam hari , ada sedikit mencicit dirasakan atau grinding paruh yang sangat khas. gangguan tenggorokan dan kesulitan untuk bernafas. Jika itu sering terjadi pada burung anda

Instruksi :

Gunakan Vitobel AS6, hari pertama 1 sampai 3 tetes tergantung pada ukuran burung dalam larutan murni langsung campurkan ke air minum burung,  .

Kemudian 4-8 tetes per sendok makan air selama 3 hari .

Dosis ganda untuk burung besar ( beo , parkit , merpati ) dan dosis triple untuk burung beo.

Kemudian memberikan Vitobel " tonik , mengembalikan untuk burung " selama 4 hari .

Diperbaharui secara berkala sesuai kebutuhan .

Komoditas :

Cairan ekstrak kayu putih, rosemary ekstrak cairan ekstrak thyme cairan , chamomile ekstrak cairan ekstrak verbena cairan . methylsodé paraben , paraben propylsodé , gliserin , air .

Volume bersih: 30 ml

Tuesday, 29 October 2013

Vitobel B6 Perawatan Burung Paska Mabung

Vitobel b6

VITOBEL B6
Perawatan burung paska mabung

KANDUNGAN Pyridoxine (B6) Thiamine (B1) Vitamin B2 Vitamin B5
INDIKASI Suplemen vitamin untuk burung Sebagai stimulant pertumbuhan burung muda Meningkatkan nafsu makan pada burung Membantu menjadikan bulu indah dan bagus setelah mabung
DOSIS DAN CARA PAKAI Berikan 5 tetes per 30 ml air minum burung Berikan 7 hari secara berturut-turut
KEMASAN 30 ml